Pemberdayaan perempuan, lanjut Sukmawati, juga tidak hanya terbatas pada bidang ekonomi, tetapi juga harus mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia perempuan di Aceh. Melalui pendidikan, pelatihan, dan program pengembangan kapasitas, diharapkan perempuan Aceh dapat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik untuk menghadapi tantangan zaman.
Selain itu, masalah kesehatan, khususnya stunting, juga menjadi perhatian serius DWP Aceh. Seperti program-program yang melibatkan penyuluhan gizi, pemberian makanan bergizi gratis di sekolah dan pesantren, serta kampanye hidup bersih dan sehat, akan menjadi bagian dari prioritas kerja DWP Aceh.
“DWP Aceh harus berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang untuk anak-anak dan ibu hamil. Kita juga perlu memastikan bahwa setiap anak mendapatkan makanan bergizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya,” ujar Sukmawati.
Tidak hanya itu, DWP Aceh juga melibatkan diri dalam kegiatan sosial lainnya, seperti bazaar UMKM dan donor darah, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap masyarakat. Beberapa waktu lalu, DWP Aceh juga telah melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Rumah Sangat Sederhana di Gampong Panton Makmu, Kecamatan Krueng Sabe, Aceh Jaya, yang menunjukkan komitmen mereka dalam membantu masyarakat kurang mampu.***