“Bayangkan, Tari dari wilayah paling ujung barat Indonesia, dilestarikan, ditarikan, dan diperlombakan di Ibukota negara. Ini menunjukkan betapa besarnya apresiasi terhadap budaya kita. Oleh karena itu, kita harus lebih giat lagi untuk menjaga budaya kita,” tambah Safriati.
Selain itu, Safriati juga berharap agar Tari Ratoh Jaroe dan Tari Saman, bersama dengan tari-tari Aceh lainnya, dapat dijadikan sebagai ekstrakurikuler di sekolah-sekolah Aceh. Dengan begitu, pelestarian budaya bisa dilakukan sejak dini, baik di dalam maupun luar Aceh. Ia mengingatkan bahwa Tari Saman, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda, menjadi contoh nyata betapa pentingnya melestarikan seni tradisional.
Sebagai Pj Ketua TP PKK Aceh, Safriati menyatakan bahwa menjaga dan mengembangkan budaya Aceh di era modern membutuhkan kolaborasi antara inovasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai tradisional. Ia berharap budaya Gayo dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas di masa depan.